Entri Populer

Selasa, 15 Juli 2014

Penjaga "Superman" Gawang

Penjaga gawang atau biasa disebut kiper bisa dibilang bukan merupakan posisi favorit bagi pemain sepak bola. Jarang sekali menemukan seorang pemain langsung memilih posisi kiper dari awal mengenal sepak bola. Rata-rata pemain mengawali pilihan dengan menjadi seorang penyerang ataupun pemain sayap. Bahkan kiper sekelas Gianluigi Buffon dan Petr Cech pun pada masa kecilnya tidak langsung memilih posisi kiper sebagai pos bermainnya.
Dalam sebuah pertandingan sepakbola, posisi kiper seringkali sedikit terlupakan, apalagi jika kiper itu bermain untuk klub dengan karakter menyerang yang sering ditunjukkan oleh klub-klub besar. Jika dalam pertandingan, sebuah klub tidak kebobolan, belum tentu kiper yang mendapat sanjungan, tapi jika klub tersebut kebobolan, apalagi melawan klub yang lebih kecil, 90% sorotan akan ditujukan pada posisi penjaga gawang. Bisa dibilang posisi penjaga gawang adalah posisi kambing hitam yang lebih sering menjadi sasaran kekesalan fans, daripada puja puji heroik layaknya penyerang yang mampu mencetak gol kemenangan.
Tapi sadarkah kita? Bahwa sejatinya posisi kiper adalah posisi yang istimewa. Secara kasat mata, inilah keistimewaan seorang kiper :


  1. Hanya ada 1 kiper dari 11 pemain dalam 1 tim di lapangan
  2. Kiper memiliki daerah teritori yang menjadi daerah kiper tidak boleh diganggu
  3. Kiper boleh menggunakan seluruh bagian tubuhnya untuk menghalau bola jika ada di kotak 16
  4. Kiper satu-satunya pemain yang diijinkan memakai topi dalam pertandingan jika merasa silau

Dalam pertandingan liga, peran penjaga gawang akan terasa sangat biasa, bahkan sangat tidak populer, namun peran kiper akan terasa sangat istimewa dan akan menjadi garapan besar bagi fans dan pemain lain adalah ketika menghadapi turnamen yang menggunakan sistem gugur. Bukan pada waktu 2x45menit maupun 2x15menit. Posisi kiper akan menjadi posisi hidup mati bagi sebuah klub atau negara jika dalam kondisi adu penalti, dimana kecemerlangan penjaga gawang akan menjadi kesuksesan bagi klub atau negaranya. Seberapa vital posisi penjaga gawang saat adu penalti? Jawabannya bisa kita analisa dari pertandingan Belanda vs Kosta Rika di Piala Dunia yang baru saja usai. Pada menit 119 atau 1 menit sebelum memasuki fase adu penalti, Louis van Gaal Melakukan perubahan dengan mengganti Jasper Cillessen dengan Tim Krul, tentu saja bukan alasan fisik yang menjadi pertimbangan van Gaal, namun semata-mata karena Krul dirasa lebih siap menghadapi adu penalti. Dalam sesi latihan yang memang juga mempersiapkan adu penalti, Krul mampu beberapa kali memblok tendangan dan membaca arah bola dengan baik, berbeda dengan Cillessen yang selalu bergerak ke arah yang salah. Perjudian van Gaal pun sukses dengan penampilan prima Tim Krul dengan memblok 2 penendang Kosta Rika. Namun hal itu juga bisa saja menyakiti hati penjaga gawang, karena Cillessen yang telah berjuang selama 119 menit, terasa tidak berjasa ketika semua orang menyoroti kesuksesan Krul dalam adu penalti.
Dalam menjadi seorang kiper, haruslah ada mental yang kuat, reflek yang tepat, pengendalian emosi yang stabil dan memiliki ketenangan. Perbedaan mendasar seorang penjaga gawang dengan posisi lain adalah kematangan. Jika posisi penyerang, seorang pelatih mungkin tidak akan menjadi ragu untuk memberi kesempatan bermain pada pemuda berumur 16 atau 17 tahun, dengan pertimbangan jika 1 pemain tidak bergerak, maka masih ada 9 pemain lapangan yang menutup lubang, namun untuk sektor penjaga gawang, seorang pelatih akan benar-benar meyakinkan diri jika akan menunjuk kiper berumur 16 atau 17 tahun dalam sebuah pertandingan. Kebanyakan kiper baru akan dipercaya mengawal gawang sebagai kiper utama adalah saat berumur 20 atau 21 tahun, walau juga ada beberapa kiper sudah mendapat kesempatan kala berumur dibawah 20 tahun. Masa bakti seorang kiper biasanya juga lebih lama, selama kiper tersebut tidak mengalami cedera parah, menjaga bentuk tubuh ideal, serta menjaga refleknya tetap pada standar tinggi, seorang kiper bahkan masih bisa menjadi pemain aktif hingga berumur 40 tahun dimana kebanyakan posisi lain bermain rata-rata pensiun di usia 36 atau 37 tahun.
Sepanjang sejarah sepakbola, seorang penjaga gawang hampir tidak pernah menjadi peraih penghargaan pemain terbaik dunia. Hanya seorang Lev Yashin (Uni Soviet) yang mampu meraih penghargaan tersebut pada tahun 1963. Tentu saja menjadi ketidak adilan bagi seorang kiper, karena bekerja sama keras, dan kiper tetap merupakan bagian dari tim yang tidak jarang pula menjadi kunci kemenangan tim. Sedangkan untuk level Piala Dunia, gelar pemain terbaik yang meraih Golden Ball yang diberikan sejak tahun 1982, hanya Oliver Kahn yang mamu meraih penghargaan itu di Piala Dunia 2002. Walaupun FIFA sejatinya telah memberi porsi khusus untuk gelar penjaga gawang terbaik dengan trhopy golden glove, tetap saja gelar itu masih dianggap kurang prestisius, karena hanya bersaing dengan posisi sesama penjaga gawang.
Pada Piala Dunia 2014 yang baru saja usai, aksi kiper mendapat sorotan dengan porsi yang lebih, munculnya nama-nama baru menggantikan nama-nama tradisi menjadi hal yang cukup unik, dimana nama-nama seperti Gianluigi Buffon, Iker Casillas, Joe Hart, dan Thibaut Courtois malah tidak menjadi komoditas utama. Hanya nama Manuel Neuer yang mampu cukup berkibar diantara gempuran nama-nama yang belum populer seperti Guillermo Ochoa, Keylor Navas, Tim
Howard, dan Sergio Romero. Ochoa yang kontraknya tidak diperpanjang oleh Ajaccio seperti mendapat durian runtuh ketika klub-klub besar mengirimkan proposal untuk meminang nya, sedang Keylor Navas yang sebelumya bermain untuk Levante, telah memilih untuk bermain di level yang lebih tinggi dan memperkuat Bayern Munich, sedang Tim Howard yang sudah berumur, sepertinya tidak perlu bingung mencari karier lanjutan setelah pensiun, karena sempat muncul kabar Pemerintah Amerika akan bersedia memasukkan Howard di jajaran pemerintahan. Nama terakhir Sergio Romero, sebenarnya telah turut membela Argentina di tahun 2010, namun kemampuannya masih sangat diragukan, bahkan di AS Monaco, Romero hanyalah kiper cadangan. Namun pada Piala Dunia Kali ini Romero mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya ketika melawan Belanda, Romero mampu menahan 2 penalti dari Vlaar dan Sneijder, dan di partai final, Romero mementahkan beberapa peluang emas Jerman, dan sepertinya musim depan bisa menjadi rekonsiliasi karier romero di AS Monaco.
Dengan semakin sentral nya peran kiper, semoga FIFA menambah porsi penilaian agar kiper juga bisa lebih bersaing dengan pemain posisi lain untuk memperebutkan gelar Ballon D'Or. Selama ini penjaga gawang hanya menjadi formalitas untuk masuk di nominasi, namun peluang yang ada untuk mendapat gelar tersebut tidak lebih dari 20% saja. Maka jika FIFA memberikan apresiasi lebih pada penjaga gawang, maka para kiper ini akan semakin meningkatkan skill nya untuk dapat bersaing menjadi pemain terbaik, dan kedepannya kita akan melihat penyelamatan-penyelamatan gemilang yang akan membuat kita terpana layaknya kita melihat gol-gol terbaik. Karena menyelamatkan gawang adalah GOL bagi seorang kiper, jadi rasanya layak jika 1x penyelamatan kiper = 1 gol bagi penyerang.

1 komentar:

  1. The Casino in Atlantic City | Dr.MCD
    Casino information and services · The Hotel · Address · Phone number · 전라북도 출장샵 Reviews 남양주 출장마사지 · Contact Us · 광주 출장샵 Games & Promotions. Rating: 3 · 통영 출장안마 ‎1 vote 대구광역 출장샵

    BalasHapus