Jerman mengawali perjalanan panjang Piala Dunia dengan tergabung di Grup G bersama Portugal, Ghana, dan Amerika Serikat. Pertandingan perdana Jerman mampu melibas Portugal dengan 4 gol tanpa balas. Di pertandingan ke 2 Jerman di prediksi bakal menang mudah melawan wakil Afrika, Ghana. Namun di luar dugaan, Ghana mampu memberi perlawanan bahkan nyaris mempermalukan Jerman dengan skor 2-2. Jerman yang sempat tertinggal 2-1, harus berterima kasih pada Miroslav Klose yang memberi gol penyama bagi
Die Mannschaft. Di pertandingan penutup fase grup, Jerman bermain alot melawan Amerika Serikat. Skor 1-0 cukup membawa Jerman melangkah ke fase knock out ditemani Amerika.
Di babak 16 besar, Jerman kembali ditantang wakil Afrika. Kali ini Aljazair yang berusaha menaklukkan anak asuh Joachim Loew. Jerman dipaksa bermain 120 menit dan skor pun hanya 2-1 untuk kemenangan Jerman. Di babak perempat final, Jerman ditantang Tim Ayam Jantan Prancis. Mats Hummels membawa Jerman unggul di menit 13. Meskipun unggul di awal pertandingan, ternyata gol Hummels menjadi satu-satunya gol di laga itu.
Masuk ke semifinal, Jerman menghadapi sang tuan rumah Brazil. Skuat Brazil yang tidak diperkuat Neymar dan Thiago Silva membuat Jerman sedikit diunggulkan. Brazil yang terpukul atas cedera Neymar harus mendapat mimpi buruk dengan dihajar 7-1 oleh Klose,dkk. Pada babak pertama saja Jerman mampu menyarangkan 5 gol dalam waktu kurang dari 30 menit. Pada babak ke 2 Jerman yang sedikit menurunkan tensi permainan mampu menambah 2 gol, serta Oscar menjadi stau-satunya pemain Brazil yang bisa menyarangkan bola ke gawang Neuer.
Di partai puncak, Jerman menghadapi Argentina yang juga memiliki pemain-pemain kelas dunia layaknya Messi, Aguero, Di Maria dan Mascherano. Argentina sendiri awalnya tergabung di grup F bersama Bosnia, Nigeria, dan Iran. Argentina berhasil ,mengalahkan Bosnia dengan skor tipis 2-1 di laga perdana. Di laga berikutnya melawan Iran, Argentina harus bermain alot dan hanya menang dengan skor tipis 1-0. Di laga terakhir melawan Nigeria, Messi memecahkan rekor pribadinya dengan mencetak gol tercepat pada kariernya, 2 gol Messi dan 1 gol dari Marcos Rojo menuntaskan perlawanan Elang Super Afrika dengan skor 3-2. Argentina pun lolos dari fase grup dengan nilai sempurna.
Di babak 16 besar, Argentina ditantang Swiss. Argentina harus menunggu 118 menit sebelum tercipta gol dari kaki Angel Di Maria yang menerima umpan terobosan dari sang kapten. Skor 1-0 cukup mengantarkan tim Tango ke perempat final. Di perempat final lagi-lagi Argentina harus melawan kuda hitam Belgia. Higuain memberikan kejutan di menit 8 setelah memperdaya Thibaut Courtois dan merubah skor menjadi 1-0 untuk Argentina. Kendati berjual beli serangan, namun tidak tercipta gol lagi sepanjang sisa laga tersebut.
Di babak semifinal giliran Belanda yang menjadi lawan anak asuh Alejandro Sabella ini. 120 menit laga berlalu tidak tercipta gol, akhirnya harus ditentukan melalui babak tos-tosan. Belanda yang telah melalui laga dengan adu penalti kala melawan Kosta Rika menghadapi adu penalti dengan cukup pede, hingga sang pelatih seakan "lupa" mengganti kiper. Sergio Romero dapat menggagalkan 2 tendangan Belanda, dan ke empat eksekutor Argentina sukses menyarangkan bola ke gawang Cillesen.
Maracana menjadi saksi pertarungan 2 tim terbaik. Sebelum 2014, Jerman-Argentina sudah pernah bertemu di partai puncak sebanyak 2x, pada tahun 1986, Argentina yang dipimpin Maradona mampu menaklukkan Jerman dengan skor 3-2, dan 4 tahun berikutnya, Jerman berhasil menuntaskan dendam dengan skor tipis 1-0. Argentina sendiri memiliki "dendam" lebih pada Jerman setelah pada 2 edisi Piala Dunia sebelumnya, Argentina "dipulangkan" Jerman pada babak perempat final. Argentina sedikit diuntungkan dengan mitos negeara Eropa belum ada yang mampu juara di Benua Amerika, namun Jerman juga cukup pede karena mereka mengenakan seragam kandang, dan Argentina mengenakan seragam tandang, persis sama dengan seragam final 1990.

Pertarungan sengit menjurus keras diperagakan kedua kesebelasan. Jual beli serangan diperagakan sejak awal pertandingan. Pada babak pertama Higuain sempat membuang peluang ketika Toni Kroos salah mengantisipasi bola yang akhirnya membuka peluang Higuain berhadapan langsung dengan Neuer. Tendangan voli Higuain hanya melenceng di sisi kanan gawang Neuer. Jerman pun bukan tanpa peluang, peluang terbaik
Der Panzer tercipta pada menit akhir babak pertama, sundulan kepala Hoewedes hanya membentur tiang gawang. Awal babak ke 2
La Albiceleste langsung menggebrak pertahanan Jerman, namun usaha Messi masih sedikit melebar. Klose sempat menebar ancaman pada pertengahan babak ke , namun sundulan kepalanya masih dapat dijinakkan oleh Sergio Romero.

Permainan keras yang diperagakan kedua tim sempat diwarnai benturan keras antara Neuer dan Higuain, dimana lutut Neuer menghantam telak rahang Higuain, dan lagi-lagi wasit yang dari awal turnamen dianggap tidak tegas, tidak memberikan hukuman apapun bagi Neuer dan malah menganggap Higuain melakukan pelanggaran. Kejadian itu mengingatkan kita pada Harald Schumacher yang juga kiper Jerman di Piala Dunia 1986.
Di babak tambahan Schurlle melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti, namun Romero masih cukup sigap untuk mementahkan peluang tersebut. Rodrigo Palacio juga sempat membuat kubu Jerman menahan nafas, ketika sontekan bola lob nya melewati Neuer, namun sayang, bola cukit itu hanya melebar ke sisi gawang. Pada menit 113 akhirnya Mario Goetze yang masuk pada menit 88 menggantikan Miroslav Klose mampu memecah kebuntuan, berawal dari umpan silang Schurlle, Goetze mampu menceploskan bola ke tiang jauh memperdaya Sergio Romero yang tampil cukup apik. Sisa 7 menit Argentina berusaha membombardir pertahanan Jerman. Solo run Messi mengacak-acak pertahanan Jerman nyaris menghasilkan gol jika tidak dihalau Boateng yang berdiri di garis gawang. Messi kembali nyaris menyamakan kedudukan ketika menyambut umpan silang Rojo, sayang sundulan kepala Messi sedikit naik ke atas gawang Neuer. Pun begitu dengan peluang akhirnya ketika Argentina mendapat tendangan bebas, sepakan
La Pulga malah melayang jauh dari gawang. Hingga peluit panjang dibunyikan, Jerman tetap unggul 1-0 dan layak menyadang gelar juara dunia. Dan untuk pertama kalinya Eropa berpesta di tanah Amerika.

Pada Piala Dunia kali ini ada sebanyak 171 gol tercipta dari kaki dan kepala 121 pemain, dan James Rodriguez dari Kolombia yang berhak menyandang predikat top skor. Lionel Messi akhirnya didaulat menjadi pemain terbaik dengan total 7 pertandingan, mengemas 4 gol dan 1 assist. Untuk urusan penjaga gawang terbaik akhirnya direbut oleh Manuel Neuer yang juga mengawinkan dengan gelar juara. Neuer bermain 7 pertandingan dan kemasukan 4 gol. Gelar pemain muda terbaik direbut oleh Paul Pogba (Prancis). Pogba mencetak 1 gol dan 1 assist dari total 5 pertandingan dimana Pogba menjadi starter 4x. Kolombia yang terhenti di babak perempat final boleh sedikit berbangga diri, FIFA menganugerahkan Fair Play Award pada Kolombia. Akhirnya lengkaplah sudah pesta tertinggi sepakbola 4 tahunan dengan Jerman menjadi juara sejak 24 tahun yang lalu melawan negara yang sama Argentina.
Daftar lengkap gelar Piala Dunia 2014:
- Juara : Jerman

- Runner Up : Argentina
- Peringkat 3 : Belanda
- Top Skor : James Rodriguez (Kolombia) - 6 gol
- Pemain Terbaik : Lionel Messi (Argentina)
- Kiper Terbaik : Manuel Neuer (Jerman)
- Pemain Muda Terbaik : Paul Pogba (Prancis)
- Fair Play Award : Kolombia