
Setelah era Maradona berakhir, Argentina terus memunculkan bakat-bakat baru yang diakui dunia, seperti Gabriel Batistuta, Ariel Ortega, Juan Sebastian Veron, Diego Simeone pun tidak mampu meningkatkan antusias para fans untuk kembali berjaya. Mereka belum menemukan sosok pengganti sang D10S.
Pada tahun 2005, dunia dibuat terkesima oleh aksi pemain berumur 17 tahun yang bermain untuk Barcelona. Lionel Andres Messi, belum banyak yang mengenal, namun aksi pemain kelahiran Argentina yang bergabung dengan Barcelona sejak berusia 12 tahun itu mampu menyita perhatian dunia. Lionel Messi mampu membangkitkan gairah publik Argentina dengan membawa Tim Tango menjadi juara dunia di level U-20 bersama Kun Aguero, serta meraih medali emas olimpiade 2008.

Bertubuh kecil, lincah, dan produktif membuat publik membandingkan Messi muda dengan sang legenda Diego Maradona. Skill Messi yang diatas rata-rata membuat publik yakin bahwa Messi adalah titisan Maradona di era sepakbola saat ini. Hal tersebut diperkuat saat Messi mampu menduplikat gol solo run Maradona ke gawang Inggris kala Barcelona melawan Getafe pada bulan April 2007. Tidak hanya sampai disitu, Messi juga kembali mengingatkan publik atau bahkan meyakinkan publik bahwa ia adalah Maradona baru Argentina ketika lagi-lagi Messi menduplikat gol sang maestro, ketika melawan Espanyol di ajang final Copa Del Rey 2007, gol Tangan Tuhan Maradona yang sempat menjadi kontroversi berhasil diulang kembali oleh sang "MESSIah".
Pada Piala Dunia 2010 yang dihelat di Afrika Selatan, Masyarakat Argentina menaruh harapan besar pada seorang Lionel Messi yang tampil superior bersama Barcelona. Dengan dilatih Maradona, rakyat Argentina semakin yakin jika Messi akan bersinar di Afrika. Namun harapan besar tersebut pupus karena Messi tampil tidak sesuai harapan, bahkan La Pulga sama sekali tidak dapat mencetak gol di Afrika.
Karena penampilan Messi yang cenderung buruk di timnas, masyarakat Argentina pun sedikit tidak respek pada Messi. Banyak yang berkata bahwa penampilan Messi untuk timnas tidak 100% seperti di Barcelona. Statistik Messi di timnas memang tidak semoncer seperti saat bermain untuk Barcelona, tapi tidak seharusnya rakyat Argentina menyebut Messi tidak nasionalis hanya karena Messi tidak menyanyikan lagu kebangsaan Argentina. Publik mungkin sedikit lupa bahwa sejatinya, Messi dapat memilih kewarganegaraan antara Argentina atau Spanyol, karena Messi telah bergabung bersama Barcelona sejak berumur 12 tahun, namun Messi dengan tegas menolak tawaran federasi sepakbola Spanyol untuk bermain bagi timnas Spanyol. Messi pun dengan bangga mengenakan seragam kebesaran Albiceleste.
Sesaat sebelum Piala Dunia 2014 bergulir, rakyat Argentina tidak menaruh harapan besar pada Messi, mereka hanya ingin pembuktian dari Messi jika ia memang tampil 100% untuk negaranya. Minimnya harapan pada bintang Barcelona itu cukup beralasan mengingat Messi bermain tidak maksimal untuk Barcelona di musim 2013/14.
