
Sebagai pecinta sepak bola kita tentu tidak asing dengan nama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Kedua pemain ini memang menjadi sumber berita yang tak pernah habis, baik karena permainan maupun berita diluar lapangan. Walau memiliki popularitas yang hampir seimbang, Ronaldo dan Messi mencapai puncak popularitas dengan cara yang berbeda. Ronaldo yang merupakan talenta Portugal ditemukan dan dipoles oleh Sir Alex Ferguson yang kala itu terkesan dengan permainan Ronaldo muda ketika memperkuat Sporting Lisbon. Pemuda 17 tahun itu akhirnya diboyong ke Old Trafford oleh Fergie. Dipoles oleh seorang manajer bertangan dingin, CR7 terus menunjukkan performa terbaiknya bersama Setan Merah, hingga akhirnya menarik minat Real Madrid untuk menggunakan jasanya.
Cerita berbeda diukir oleh Messi. Pemain 27 tahun asal Argentina ini boleh dibilang mendapat keberuntungan dari penyakit hormonnya. Pemain kelahiran Rosario ini memang memiliki bakat yang istimewa, namun memiliki sedikit kelainan hormon pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan tinggi badannya terhambat. Carles Rexach yang kala itu menjabat sebagai pemandu bakat di klub Barcelona sedang mencari talenta muda di Argentina. Sejatinya Messi kecil hampir bergabung bersama River Plate, namun karena biaya pengobatannya yang mahal dan River Plate tidak sanggup membiayainya, maka pupuslah impian Messi kecil bergabung dengan salah satu klub legendaris Argentina itu, namun Carles Rexach yang sempat melihat permainan Messi langsung memutuskan untuk membawanya dan keluarganya bergabung dengan Barcelona dan membiayai semua pengobatannya. Dididik di salah satu klub dengan pembinaan pemain muda terbaik di dunia membuat bakat besar Messi muncul ke permukaan, dan kini Messi menjelma sebagai sosok pemain terbaik di dunia, bahkan telah menduplikat 2 gol brilian dari Maradona, serta meraih 4 gelar Ballon D'Or secara berturut-turut.




Setiap pemain tentu ingin membela negaranya di pentas Piala Dunia. Namun tidak semua pemain yang tampil impresif di klub mampu berbuat hal yang sama di level internasional. Lionel Messi yang ditahbiskan menjadi pemain terbaik dunia pun sempat masuk jajaran pemain yang tidak populer ketika membela timnas Argentina, hingga tudingan itu dibantah ketika Messi sukses membawa Argentina ke partai puncak Piala Dunia 2014. Berbeda dengan Messi, Diego Costa bahkan memilih untuk pidah warga negara demi bisa tampil di Piala Dunia. Costa yang sejatinya adalah berkewarganegaraan Brazil, memilih untuk menjadi pemain Nasional Spanyol di Piala Dunia 2014 lalu. Namun Costa di Atletico dan Costa di Spanyol adalah Diego Costa yang berbeda. Di Atletico, Diego Costa mampu membawa Atletico ke puncak juara liga, namun di timnas Costa seperti harimau yang tak bergigi. Kecewa dengan tampilan di Piala Dunia, Diego Costa seakan memang berjodoh dengan permainan di Liga Inggris, dalam 4 laga, Costa memberikan 4 kemenangan untuk Chelsea dengan sumbangan 7 gol.
Banyak faktor yang mampu menjadikan seorang pemain menjadi bintang. Tidak banyak yang mampu berkarier seperti Messi, tapi tidak sedikit pula pemain muda yang akhirnya "membunuh" kariernya sendiri ketika memutuskan untuk keluar dari klub yang membinanya demi mengejar posisi tim inti yang sejatinya belum siap untuk mereka hadapi. Polesan pelatih juga menjadi faktor yang sangat penting bagi perkembangan karier seorang pemain. Tidak sedikit pula pemain yang mengikuti pelatihnya berpindah klub, bukan demi posisi, namun karena sang pemain dan pelatih telah saling memahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar