Entri Populer

Sabtu, 10 Mei 2014

Gerardo "TATA" Martino Gagal?

Awal musim La Liga BBVA 2013/2014 FC Barcelona membuat kerjutan dengan merekrut Gerardo Martino dari klub Argentina Newell's Old Boys untuk menggantikan Alm. Tito Vilanova yang mengundurkan diri sebagai pelatih Barcelona. Keputusan kubu Barcelona ini cukup mengejutkan mengingat Tata belum pernah menangani klub Eropa, dan relatif namanya belum dikenal pecinta bola dunia.
Keraguan fans dan pecinta sepakbola seakan ditepis oleh kinerja apik sang entrenador di awal musim dengan mencatatkan kemenangan dan raihan positif. Setelah melalui awal musim yang indah, Tata justru mendapat tekanan di akhir musim perdananya bersama Blaugrana karena inkonsistensi permainan skuat asuhannya.
Tata mampu meyakinkan fans dengan memenangi 2x el clasico masing masing dengan skor 2-1 di Camp Nou dan unggul 3-4 di Santiago Bernabeu. Berbekal hasil-hasil positif itu fans klub asal Catalan itu mengusung optimisme tinggi meraih kesuksesan musim ini seperti pada era Pep dan Tito. Namun semakin mendekati akhir musim skuat Tata malah terkesan overheat dan melempem. Dalam waktu sepekan mereka kehilangan 2 gelar sekaligus. Setelah dilumat Real Madrid di final Copa Del Rey, Barcelona juga harus merelakan satu tempat di semifinal Liga Champion pada Atletico Madrid. Bahkan Barcelona juga nyaris kehilangan kesempatan mempertahankan gelar juara La Liga musim ini. Dari rentetan hasil negatif itu, apakah layak Gerardo Martino dianggap gagal menahkodai FC Barcelona?
Gagal atau tidaknya Tata mungkin tergantung dari sudut mana kita menilai. Jika dari segi prestasi memang bisa dianggap gagal, namun juga tidak bisa menyingkirkan masalah-masalah di luar lapangan yang musim ini akrab dengan klub Catalan ini. Semua masalah diawali dengan kasus isu penggelapan pajak oleh sang mega bintang Lionel Andres Messi. Belum surut isu tersebut, Barcelona kembali diterpa isu negatif terkait kisruh transfer Neymar dari Santos yang juga akhirnya memaksa presiden Sandro Rosell mengundurkan diri dari jabatannya dan digantikan oleh Josep Maria Bartomeu. Dengan mundurnya Rosell ternyata tidak serta merta membuat Barcelona jauh dari masalah. Mereka kembali tersandung masalah berkaitan dengan proses transfer pemain U-18 yang dianggap ilegal oleh FIFA, bahkan mereka sempat dijatuhi hukuman larangan transfer pemain dalam 2 periode jendela transfer yang saat ini masih ditangguhkan status hukumannya. Tidak hanya sampai disitu, kubu Barcelona juga dihantui cedera pamain yang secara bergantian mendera pemain-pemain lini belakang mulai Victor Valdes, Gerard Pique, Carlos Puyol hingga Marc Bartra yang secara otomatis mereduksi kekuatan pertahanan tim. Puncak goncangan mental tim ditutup oleh wafatnya eks entrenador mereka Tito Vilanova karena gagal melewati proses operasi mendadaknya.
Melihat banyaknya permasalahan yang mengguncang tim Barcelona ini, pantaskah kita limpahkan kesalahan hanya pada seorang Gerardo "Tata" Martino seorang? Sekali lagi, hal itu akan mendapat penilaian berbeda dari pecinta sepakbola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar